Diabetic Foot Bisa Berujung Amputasi, Ungkap Cara Mencegahnya

Kesehatan77 Views

Diabetic Foot Bisa Berujung Amputasi, Ungkap Cara Mencegahnya Komplikasi diabetes tidak hanya menyerang organ dalam, tapi juga bisa muncul di bagian tubuh yang kerap diabaikan: kaki. Salah satu kondisi paling serius adalah diabetic foot atau kaki diabetik, yang bila tidak ditangani bisa berujung pada amputasi. Namun, kondisi ini sejatinya bisa dicegah. Berikut penjelasan dari para dokter spesialis tentang bagaimana diabetic foot terjadi dan langkah pencegahan yang bisa dilakukan.

Apa Itu Diabetic Foot?

Luka Kronis pada Penderita Diabetes

Diabetic foot merupakan kondisi luka kronis yang terjadi pada kaki penderita diabetes melitus. Kondisi ini muncul akibat kombinasi dari kerusakan saraf (neuropati diabetik) dan gangguan aliran darah (iskemia) yang membuat kaki rentan luka dan sulit sembuh.

Gejala Awal Diabetic Foot yang Sering Diabaikan

Menurut dr. Riska Andini, Sp.PD, gejala awal diabetic foot sering kali ringan dan tidak disadari, seperti:

  • Kesemutan atau mati rasa di telapak kaki
  • Luka kecil yang tidak terasa sakit
  • Kulit kaki kering, pecah-pecah, dan mudah terinfeksi
  • Kemerahan atau bengkak pada area luka

Jika tidak segera ditangani, luka bisa membesar, terinfeksi berat, dan memicu kematian jaringan (gangren) yang memerlukan amputasi.

Kenapa Penderita Diabetes Rentan Kena Diabetic Foot?

1. Sirkulasi Darah Buruk

Kadar gula darah tinggi secara kronis menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sehingga aliran darah ke kaki menjadi terbatas. Akibatnya, luka kecil pun tidak bisa sembuh dengan normal.

2. Kerusakan Saraf (Neuropati)

Banyak penderita diabetes mengalami penurunan fungsi saraf sensorik di kaki. Mereka tidak merasakan luka atau tekanan, sehingga luka bisa terjadi tanpa disadari.

3. Infeksi Mudah Menyebar

Gula darah tinggi melemahkan sistem imun, membuat infeksi lebih mudah menyebar dan sulit dikendalikan.

Cara Mencegah Diabetic Foot Menurut Dokter

1. Kontrol Gula Darah Secara Ketat

Langkah paling utama adalah menjaga kadar gula darah tetap stabil. Periksa gula darah secara rutin dan ikuti terapi yang diberikan oleh dokter.

Tips: Hindari konsumsi makanan tinggi gula, perbanyak serat, dan rutin olahraga ringan seperti jalan kaki.

2. Cek Kaki Setiap Hari

Pemeriksaan mandiri sangat penting. Periksa kaki setiap hari, terutama di sela jari, tumit, dan telapak kaki untuk mencari luka, lecet, atau perubahan warna.

Gunakan cermin untuk melihat bagian telapak kaki, atau minta bantuan orang lain jika sulit menjangkau.

3. Jaga Kebersihan dan Kelembapan Kulit Kaki

  • Cuci kaki dengan air hangat dan sabun lembut setiap hari
  • Keringkan hingga sela-sela jari
  • Gunakan pelembap di bagian yang kering (hindari area antara jari)

4. Gunakan Alas Kaki yang Sesuai

Jangan bertelanjang kaki, bahkan di rumah. Pilih sepatu yang nyaman, tidak sempit, dan tidak menimbulkan tekanan di area tertentu.

Catatan dokter: Hindari sepatu hak tinggi, sandal jepit tipis, atau sepatu berbahan keras.

5. Gunting Kuku dengan Hati-Hati

Kuku kaki yang terlalu panjang atau salah potong bisa melukai kulit. Potong secara lurus dan tidak terlalu pendek. Jika ada gangguan penglihatan atau kesulitan memotong kuku, mintalah bantuan tenaga medis.

6. Periksa ke Klinik Luka atau Spesialis Kulit

Jika terdapat luka kecil, jangan tunggu parah. Segera kunjungi klinik perawatan luka atau dokter spesialis untuk mencegah infeksi memburuk.

Kapan Harus Waspada Diabetic Foot?

Segera ke dokter jika:

  • Luka tidak kunjung sembuh setelah 3 hari
  • Ada nanah atau bau tidak sedap dari luka
  • Kulit kaki membiru, kehitaman, atau terasa dingin

Kondisi ini bisa menjadi tanda awal gangren dan harus ditangani segera untuk menghindari amputasi.

Kisah Pasien Diabetic Foot: Terlambat Menyadari, Berujung Amputasi

Budi (58), seorang pensiunan guru di Bekasi, harus kehilangan jari kaki karena luka kecil akibat tersandung meja. Awalnya ia tak merasakan sakit, tapi dalam 2 minggu luka membesar dan terinfeksi.

“Saya kira luka biasa, jadi saya biarkan. Setelah seminggu, kaki mulai bengkak dan bau. Dokter bilang saraf saya sudah rusak, jadi tidak terasa sakit. Akhirnya harus diamputasi dua jari,” kisah Budi.

Kisah ini menjadi pengingat bahwa tindakan cepat bisa menyelamatkan kaki, bahkan nyawa.

Ungkap Cara Mencegahnya

Diabetic foot adalah salah satu komplikasi paling menakutkan dari diabetes, tetapi sepenuhnya bisa dicegah dengan perawatan dan kesadaran tinggi. Jangan anggap remeh luka sekecil apa pun di kaki, karena pada penderita diabetes, luka kecil bisa jadi awal malapetaka besar.

Jaga kaki Anda seperti menjaga nyawa. Kontrol gula darah, periksa kaki tiap hari, dan jangan tunda periksa ke dokter. Pencegahan selalu lebih baik daripada amputasi.